Open Conference Systems - Universitas Tanjungpura, Seminar Nasional Penerapan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi 2017

Font Size: 
IDENTIFIKASI DAN EVALUASI EFEKTIFITAS SERTA EFISENSI SALURAN IRIGASI BEGASING UNTUK MENUNJANG KEBUTUHAN PANGAN KECAMATAN SUKADANA KABUPATEN KAYONG UTARA
Kartini Kartini

Last modified: 2017-08-27

Abstract


Daerah Irigasi (D.I)  Begasing memiliki luas areal 380 Ha dan merupakan  salah satu potensi pertanian yang diharapkan menunjang kebutuhan pangan di Kabupaten Kayong Utara. D.I Begasing merupakan daerah irigasi semi teknis  yang sumber airnya berasal dari mata air Lubuk Baji. Berdasarkan data perencanaan   sejak dibangunnya irigasi Begasing 1980 – 2010 debit terukur sebesar ± 370 l/det.   Sistem pengairannya dalam kondisi baik serta  semua areal sawah terairi.  Namun sejak  tahun 2011,  debit airnya mulai berkurang  karena adanya penebangan liar pada daerah tangkapan air  serta  sumber air yang yang tersedia juga digunakan untuk  kebutuhan air bersih penduduk sekitar. Oleh karena itu tidak semua areal sawah terairi. Penelitian  ini perlu dilakukan untuk mengetahui nilai   efektifitas dan efisiensi saluran irigasi D.I Begasing untuk menunjang  kebutuhan  pangan dilakukan dengan pengadaan data melalui instansional (data sekunder) dan survey lapangan (data primer)  untuk analisis guna mendapatkan debit andalan guna keperluan air irigasi,kebutuhan air irigasi, imbangan air (neraca air), lebar penampang, kecepatan air, efektifitas dan efisiensi saluran irigasi. Dari hasil identifikasi analisis yang telah dilakukan, diketahui bahwa D.I. Begasing memiliki debit andalan maksimum sebesar 363,64 l/det pada bulan Desember, debit andalan minimum 28,84  l/det pada bulan Agustus. Kebutuhan air irigasi di bangunan pengambilan dengan pola tanam padi-padi 837,56 l/det dengan imbangan air yang defisit, dimana kebutuhan air irigasi  lebih besar dibandingkan debit yang tersedia. Luas areal maksimum yang terairi  melalui sistem irigasi seluas 129,58 Ha atau hanya 34% dari total sawah. Untuk menunjang ketahanan pangan perlu dilakukan efisiensi penggunaan air irigasi serta pembagian air dilakukan dengan sistem rotasi teknis (irigasi bergilir). Efektifitas saluran primer mendekati 1 artinya debit rencana mendekati debit kapasitas. Ditinjau dari segi efesiensi, debit di saluran jauh lebih kecil dari debit yang direncanakan sehingga tingkat efiseinsi lebih kecil dari 1.Agar areal sawah tetap terairi secara maksimal, maka petani melakukan pembagian air secara bergilir dengan menggunakan pagung kecil yang tidak permanen,   jika kebutuhan air pada petak sawah terpenuhi dapat dipindahkan ke petak sawah yang lain.

Keywords


Irigasi, Begasing, Efektifitas dan Efisiensi Saluran, Pagung kecil

References


Badan Pusat Statistik. 2015. Kabupaten Kayong Utara Dalam Angka Tahun 2015.

Chay Asdak. 2010. Hidrologi dan Pengelolaan DAS. Gadjah Mada University Press.

Direktorat Jendral Pengairan. 1986. Standar Perencanaan Irigasi Kriteria Perencanaan 01. Jakarta: Badan Penerbit Departemen Pekerjaan Umum.

Direktorat Jendral Pengairan. 1986. Standar Perencanaan Irigasi Kriteria Perencanaan 03. Jakarta: Badan Penerbit Departemen Pekerjaan Umum.

Ekaputra, Eri Gas. 2007. “Kearifan Ekologi Pada Daerah-Daerah Irigasi Dataran Tinggi di Sumatera Barat”. Makalah ini disampaikan dalam Rangka Rapat Anggota Tahunan dan Seminar Komite Nasional Indonesia – ICID yang Bertema Improvement of Irrigation and Drainage Efficiency Through Participatory Irrigation and Development and Management Under Various Land Holding Condition. Hotel Aquila Bandung. 29 Nopember 2007.

Mawardi Erman, 2007, “Desain Hidraulik Bangunan Irigasi”, Alfabeta, Bandung.

Mawardi Erman, Moch Memed, 2002,“Desain Hidraulik Bendung Tetap”, Alfabeta,      Bandung.

Soewarno, 2000,”Hidrologi Operasional”, Citra Aditya Bakti, Bandung.

Soewarno,1991, “Hidrologi Pengukuran dan Pengolahan Data Aliran Sungai   (Hidrometri)”, Nova,Bandung.

Sudjarwadi, 1987, ”Dasar-dasar Teknik Irigasi”, Keluarga Mahasiswa Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

Siskel, Suzanne E dan SR Hutapea. 1995. Irigasi di Indonesia : Peran Masyarakat dan Penelitian.Jakarta: Pustaka LP3ES Indonesia.

Sudjarwadi. 1987. Dasar-dasar Teknik Irigasi.Yogyakarta:Keluarga Mahasiswa Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Gajah Mada.

Tashadi, Muniatmo, Gatot, Supanto dan Sukirman.1982. Sistem Gotong Royong dalam Masyarakat Pedesaan Daerah Istimewa Yogyakarta. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Undang-Undang No.7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air

Full Text: PDF