Open Conference Systems - Universitas Tanjungpura, Seminar Nasional Penerapan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi 2017

Font Size: 
ANALISIS KANDUNGAN NUTRISI DAN FITOKIMIA MAKROFUNGI SCHIZOPHYLLUM COMMUNE SPESIES LOKAL KALIMANTAN BARAT
Laili Fitri Yeni

Last modified: 2017-08-19

Abstract


Jamur karet adalah jamur yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat Kalimantan Barat. Jamur ini dikenal dengan kulat tikus (suku Dayak), kulat karang (Sambas), kulat tekukur (Mempawah) atau kulat karet (Pontianak). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan nutrisi dan fitokimia dari jamur karet (Schizophyllum commune) spesies lokal Kalimantan Barat.  Bentuk penelitian adalah penelitian deskriptif.  Pengujian kandungan nutrisi dilakukan dengan mengukur kandungan protein (Gunning), kadar karbohidrat dengan (Luff Schoorl); kadar lemak dengan ekstraksi soxhlet.  Uji fitokimia dilakukan dengan mengukur kandungan alkaloid, uji flavonoid, uji terpenoid-steroid, uji saponin, uji fenolik dan tanin. Dari penelitian ini diperoleh hasil kandungan gizi jamur karet (Schizophyllum commune) adalah sebagai berikut: Protein (6,30); Lemak (4,21); Kadar abu (2,40); Karbohidrat (4,67); serat kasar (3,32) dan air (82,42).  Hasil pengujian senyawa metabolit sekunder  menunjukkan bahwa ekstrak metanol Schyzopyllum mengandung senyawa alkaloid,  steroid dan saponin.   Sehingga dapat dapat disimpulkan bahwa jamur karet (Schizophyllum commune) berpotensi sebagai sumber makanan sehat dan obat.

Keywords


Kandungan nutrisi, fitokimia, makrofungi Kalimantan Barat, Schizophyllum commune

References


Abdel Aziz, SM; Hamid, H.A and Fadel, M. 2016. Edible Mushrooms: A Green Biotechnology and Great Nutritional Value for Improving Human Health.  International Journal of Science and Engineering. Vol 1 ISSUE 8 Desember 2015.

Dijk, H.V; Onguene,N.A; Kuiper,T.W. 2003. Knowledge and Utilization of Edible Mushroom by Local Population of the rain forest of South Cameroon. Ambio (Sweden). 2003.32.21, 19-23 34 ref.

Engola, A.P.O; Eilu, G; Kabasa, J.D.; Kisovi, L; Munishi, P.K.T; Olila, D.  2007.  Research Journal of Biological Sciences.  Medwell online, Faisalabad.  Pakistan. (1): 62/68 39 ref.

Hobbs CJ. 1995. Medicinal Mushrooms: An Exploration of Tradition, Healing & Culture. Portland, Oregon: Culinary Arts Ltd. p. 20. ISBN 1-884360-01-7.

Lee, SS; Chang, YS; Noraswati, MNR. 2008. Utilization of macrofungi by some indigeneous communities for food and medicine in Peninsular Malaysia.  J. For Ecol and Manag. Doi.10.1016/j foreco. 09.044.

Menaga, D, Mahalingam, P.U, Rajakumar, S, Ayyasami, P.M.  2012. Evaluation of Phytochemical, Characteristics and Antimicrobial Activity of Pleurotus florida Mushroom.  Asian Journal of Pharmaceutical and Clinical Research.  Vol 5 Issue 4 2012.  ISSN 0974-2441.

Opige, M; Kateyo, E; Kabasa J.D; Olila, D.  2006. Antibacterial Activity of extract of selected indigeneous edible and medicinal mushroom of eastern Uganda.  Int J of trop med.  1: 111-6.

Sudarmadji, Slamet, Bambang Haryono, dan Suhardi. 1997. Prosedur Analisa untuk Bahan Makanan dan Pertanian. Yogyakarta. Liberty.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif , Kualitatif dan R&D.Bandung . Penerbit Alfabeta.

Sullivan, Richard; Smith, John E.; Rowan, Neil J. 2006. Medicinal Mushrooms and Cancer Therapy: translating a traditional practice into Western medicine. Perspectives in Biology and Medicine 49 (2): 159–70.

Yeni, LF, Syafrizal S dan Ariyati, E. 2015. Macrofungal diversity in Kantuk Indegenous forest Sintang Regency of West Kalimantan. Proceedings MSCEIS UPI Bandung. ISBN 987-602-95549-2-2

http://www.mushroomshack.com/all-about-mushrooms/mushroom-basics/history-mushrooms


Full Text: PDF